2012-01-23 Syaikh Umar At Tilmisani
Mursyid III Ikhwanul Muslimin, 1322-1406 H/1904-1986M
Syaikh Umar Tilmisani adalah salah seorang dari tokoh-tokoh dai dan murabbi. Nama lengkapnya Ustadz Umar Abdul Fattah bin Abdul Qadir Musthafa Tilmisani. Beliau pernah menjabat sebagai Mursyid ‘Amm Ikhwanul Muslimin setelah wafatnya Mursyidul ‘Amm kedua, Hasan Al Hudhaibi, pada bulan November 1973.
Tempat, Tanggal Lahir dan Masa Kecil Syaikh Umar Tilmisani.
Garis keturunan Syaikh Umar Tilmisani berasal dari Tilmisan, Al Jazair. Beliau dilahirkan di kota Cairo pada tahun 1322 H/1904, di Jalan Hausy Qadam, Al Ghauriyah. Ayah dan kakeknya pedagang kain dan batu permata. Kakek Syaikh Umar Tilmisani seorang salafi yang banyak mencetak buku karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Karena itu, beliau tumbuh dan besar di lingkungan yang jauh dari bid’ah.
Syaikh Umar Tilmisani mengikuti Sekolah Dasar di sekolah yang dikelola oleh yayasan sosial tingkat menengah dan atas di Madrasah Ilhamiyah, kemudian masuk Fakultas Hukum.
Pada Tahun 1933, Syaikh Umar Tilmisani tamat dri Fakultas Hukum, kemudian menirikan kantor pengacara di Syabin Al Qanathir dan bergabung dengan jamaah Ikhwanul Muslimin.
Syaikh Umar Tilmisani pengacara pertama yang bergabung dengan Ikhwan, mewakafkan pemikiran, dan potensi untuk membelanya. Beliau termasuk orang dekat Imam Asy Syahid Hasan Al Banna. Beliau sering menyertai Al Banna dalam beberapa lawatan, baik di dalam mahupun di luar Mesir. Bahkan, Al Banna sering meminta bantuannya dalam menyelesaikan beberapa masalah.
Syaikh Umar Tilmisani menikah saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Isterinya wafat pada bulan Agustus 1979, setelah menyertainya selama setengah abad lebih. Dari pernikahan ini mereka dikurniakan empat orang anak : Abid, Abdul Fattah, dan dua orang puteri.
Kesibukan Syaikh Umar Tilmisani sebagai pengacara tidak membuatnya lupa memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan. Beliau banyak menelaah berbagai-bagai ilmu, seperti tafsir, hadits, fiqh, sirah, tarikh, dan biografi para tokoh.
Syaikh Umar Tilmisani selalu mengikuti perkembangan berbagai-bagai konspirasi musuh Islam, baik di dalam maupun di luar negeri. Beliau rajin mewaspadai, mengkaji, menentukan sikap, menentang konspirasi dengan bijaksana dan nasihat yang baik, membantah tuduhan-tuduhan, mementahkan ungkapan-ungkapan, dan mengikis syubhat-syubhat yang dibuatnya, dengan kepercayaan diri orang mukmin yang tahu ketinggian nilai agamanya kehinaan selain Islam. Sebab, tiada penolong setelah Allah ta’ala dan tiada agama yang diridhai Allah selain Islam.
Saya mengenal Syeikh Umar Tilmisani pada tahun 1949, ketika saya baru pertama kali tiba di Mesir untuk meneruskan pengajian di perguruan tinggi. Ketika itu ada pertemuan yang dihadiri oleh para tokoh ikhwan, setelah syahidnya Imam Hasan Al Banna dan sebelum terpilihnya Mursyid ‘Am Kedua, Hasan Al Hudhaibi. Saat itu kami mendengar kajian dan nasihat mereka. Dari situ, kami kehalusan budi bahasa (sopan santun), tawaddhuk, murah senyum, serta kasih sayangnya pada apara anggota Ikhwan, terutama generasi muda yang sangat ambisius bercita-cita tinggi memetik buah sebelum panen dan membalas perlakuan musuh sebanding dengan perlakuannya terhadap jamaah.
Komitmen Diri Syaikh Umar Tilmisani.
Syaikh Umar Tilmisani meninggalkan kesan positif pada orang-orang yang mengenal atau berhubungan dengannya. Beliau dikurniai kejernihan hati, kebersihan jiwa, kehalusan ucapan, keluwesan ungkapan yang keluar dari lisan, keindahan pemaparan, teknik berdebat, dan berdialog yang sangat baik.
Syaikh Umar Tilmisani menceritakan komitmen dirinya, “Kekerasan dan ambisi untuk mengalahkan orang lain tidak pernah menemukan jalan untuk masuk ke dalam akhlakku. Karena itu, saya tidak bermusuhan dengan siapa pun, kecuali dalam rangka membela kebenaran, atau mengajak menerapkan Kitab Allah Ta ‘ala. Kalaupun ada permusuhan, maka itu berasal dari pihak mereka, bukan dariku. Saya menyumpah diriku untuk tidak menyakiti seorang pun dengan kata-kata kasar, meskipun saya tidak setuju dengan kebijakannya, atau bahkan ia menyakitiku. Karena itu, tidak pernah terjadi permusuhan antara diriku dengan seseorang karena masalah pribadi.”
Tidak berlebihan kalau saya simpulkan bahawa siapa pun yang keluar dari majlisnya, pasti mengagumi, menghormati, dan mencintai dai unik yang menjadi murid Imam Hasan Al Banna ini, lulus dari madrasahnya, dan bergabung dengan jamaahnya sebagai dai yang tulus dan ikhlas.
Akhlak dan Sifat Syaikh Umar Tilmisani
Syaikh Umar Tilmisani sangat pemalu, seperti diketahui orang-orang yang melihatnya dari dekat.
Orang yang sering duduk dan berdialog dengan Syaikh Umar Tilmisani merasakan bahwa keras dan lamanya ujian yang beliau alami di penjara, malah mensterilkan dirinya, hingga tiada tempat di dalam dirinya selain kebenaran. Ia mendekam di balik jeruji besi selama hampir dua puluh tahun. Beliau masuk penjara pada tahun 1948. Masuk lagi pada tahun 1954. Penguasa Mesir memenjarakannya untuk ketiga kalinya tahun 1981. Namun, ujian-ujian itu tidak mempengaruhi dirinya, dan justru menambah ketegasan dan ketegarannya.
Dalam wawancara dengan majalah Al- Yamamah Arab Saudi, edisi 14 Januari 1982, Syaikh Umar Tilmisani berkata, “Tabiat yang membesarkanku membuatku benci kekerasan, apa pun bentuknya. Ini bukan hanya sekadar sikap politik, tapi sikap pribadi yang terkait langsung dengan struktur keberadaanku. Bahkan, andai dizalimi, saya tidak akan menggunakan kekerasan. Mungkin, saya menggunakan kekuatan untuk mengadakan perubahan, tapi tidak untuk kekerasan.”
Surat untuk Presiden
Di surat terbuka untuk Presiden Mesir yang dimuat surat khabar Asy-Sya’b Al- Qahiriyahn, edisi 14 Maret 1986, Syaikh Umar Tilmisani berkata, “Wahai yang mulia Presiden, yang terpenting bagi kami, kaum muslimin Mesir, adalah menjadi bangsa yang aman, stabil, dan tenang di bawah naungan syariat Allah Ta’ala. Sebab kemaslahatan umat ini terletak pada penerapan syariat-Nya. Tidak berlebihan bila saya katakan, bahawa penerapan syariat Allah Ta’ala di Mesir akan menjadi pembuka kebaikan bagi seluruh wilayahnya. Dengan itulah, penguasa dan seluruh rakyat mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan.”
Nasihat-nasihat Syaikh Umar Tilmisani
Di untaian nasihat yang disampaikan di depan generasi muda, dai Ikhwan, dan lainnya, Syaikh Umar Tilmisani berkata, “Tantangan yang dialami dai sangat berat dan sulit. Kekuatan materi berada di tangan musuh-musuh Islam yang bersatu untuk memerangi umat Islam, meskipun mereka memiliki kepentingan berbeda. Jamaah Ikhwanul Muslimin sekarang menjadi sasaran tembak mereka.
Saya tidak meremehkan kekuatan personil, juga tidak meminta dai selalu membisu, berzikir dengan menggerakkan leher ke kanan dan ke kiri, memukulkan telapak tangan, dan berpangku tangan, karena itu semua bencana yang membahayakan dan mematikan.
Sesungguhnya, yang saya inginkan ialah berpegang teguh dengan wahyu Allah Ta’ala, berjihad dengan kalimat yang benar, tidak menghiraukan gangguan, menjadikan diri sebagai teladan dalam kepahlawanan, bersikap ksatria, tegar, dan yakin bahwa Allah Ta’ala pasti menguji hamba-bamba-Nya dengan rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, agar dapat diketahui siapa yang tulus dan siapa yang munafik. Aspek-aspek inilah yang merupakan faktor-faktor penyebab kemenangan. Kisah-kisah di dalam Al-Qur’an merupakan argumen paling baik dalam masalah ini.
Semangat pemuda yang diiringi pemahaman mendalam tidak memerlukan banyak eksperimen. Tapi sangat memerlukan kesabaran, kekuatan dan komitmen pada aturan-aturan Al Qur’anul Karim, dan telaah sirah generasi pendahulu yang telah menerapkannya di setiap aktivititas mereka. Itu penting, agar Allah Ta’ala mengaruniakan kemenangan, kemuliaan, dan kekuasaan yang hampir dianggap mustahil.”
Ketegaran dan Keberanian Syaikh Umar Tilmisani
Ustadz Umar Tilmisani dikenali tegas di dalam maupun di luar penjara. Beliau tidak pernah tunduk pada ancaman atau intimidasi. Beliau juga dikenali sebagai seorang yang zuhud, iffah (menjaga kehormatan, pent.), hanya takut kepada Allah Ta’ala, dan mengharapkan keridhaan-Nya.
Syaikh Umar Tilmisani berkata, “Saya tidak pernah takut kepada siapa pun selama hidupku, kecuali kepada Allah Ta’ala. Tidak ada yang dapat menghalangiku mengucapkan kebenaran yang saya yakini, meskipun orang lain merasa berat dan saya mendapat kesusahan kerananya. Saya katakan apa yang ku yakini dengan tenang, mantap, dan sopan, agar tidak menyakiti pendengar atau melukai perasaannya. Saya juga berusaha menjauhi kata-kata yang mungkin tidak disukai lawan bicaraku. Dengan cara seperti itu, saya mendapatkan ketenangan jiwa. Andai cara ini tidak dapat merekrut banyak kawan, maka minimal menjagaku dari kejahatan lawan.”
Sikap tulus, ucapan apa adanya, serius bekerja, berani menghadapi persoalan, tegar, dan teguh menghadapi tantangan dari dalam maupun dari luar adalah ciri khas Ustadz Umar Tilmisani.
Dalam dialog terbuka di kota Isma’iliyah yang dihadiri Ustadz Umar Tilmisani dan disiarkan secara langsung di radio dan televisi, Presiden Anwar Sadat menuduh Jamaah Ikhwanul Muslimin sebagai dalang fitnah sekretariat. Anwar Sadat juga melontarkan tuduhan palsu lainnya kepada Ikhwan. Tidak ada pilihan bagi Ustadz Tilmisani kecuali berdiri
menjawab tuduhan Anwar Sadat, “Siapa pun yang berlaku zalim kepadaku, maka biasanya saya laporkan (adukan) kepada Anda. Karena Anda rujukan tertinggi – setelah Allah Ta’ala— buat orang-orang yang mengadu. Sekarang, kezaliman itu datang dari Anda, kerana itu saya adukan Anda kepada Allah Ta’ala.”
Mendengar itu semua, Anwar Sadat terkejut dan gementar, kemudian meminta agar Ustadz Umar Tilmisani menarik kembali pengaduannya. Ustadz Tilmisani menjawab dengan tegas, sopan, dan menegaskan, “Saya tidak mengadukan Anda kepada pihak yang zalim, tapi kepada Zat Yang Maha Adil. Dialah yang mengetahui segala yang saya katakan!”
Gaya Hidup Syaikh Umar Tilmisani
Gaya menawan saat dialog yang mewarnai setiap tindakan Syaikh Umar Tilmisani bukanlah tindakan yang dibuat-buat. Itulah ciri khas yang melekat pada ucapan, perilaku, akhlak, dan interaksinya; baik dengan individu, jamaah, pemimpin, penguasa, dan mayoritas manusia, tanpa membeda-bedakan orang kecil atau orang besar, orang miskin atau orang kaya. Syaikh Umar Tilmisani sangat meyakini prinsip Ikhwanul Muslimin yang diambil dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan konsesus ulama salaf.
Jamaah Syaikh Umar Tilmisani
Syaikh Umar Tilmisani berpendapat, Jamaah Ikhwanul Muslimin adalah gerakan Islam yang tulus dan murni.
Syaikh Umar Tilmisani berkata, “Orang yang mencermati langkah-langkah Ikhwanul Muslimin, semenjak lahir tahun 1347 H./I928 hingga hari ini, tidak menemukan sesuatu pun kecuali serangkaian pengorbanan berkesinambungan untuk menegakkan aqidah, potensi optimal yang produktif di semua sektor kegiatan sosial, upaya pengokohan ikatan persaudaraan antar berbagai bangsa muslim, dan usaha menyebarkan perdamaian di seluruh negara.
Ikhwanul Muslimin diperangi berbagai aliran; baik lokal maupun internasional. Meskipun demikian, Ikhwanul Muslimin tidak pernah sekali pun berusaha menyebarkan fitnah, memecah belah persatuan, menghancurkan lembaga-lembaga lain, berdemo secara anarkis, atau meneriakkan yel-yel untuk menjatuhkan seseorang.”
Ciri khas lain Syaikh Umar Tilmisani ialah menyejukkan, aktivitasnya membangun dan dasar interaksinya kesetiaan, meski terhadap orang yang tidak pernah mau sepakat, bahkan memerangi Ikhwanul Muslimin.
Syaikh Umar Tilmisani berwasiat, “Muslim tidak mengenal istilah agama milik Allah Ta’ala dan tanah air milik semua orang.” Setiap muslim meyakini segala yang ada di alam ini milik Allah Ta’ala semata. Siapa yang berusaha mengubah makna ini merupakan penipu yang ingin merampas sumber kekuatan negara, agar mudah dicaplok.
Orang muslim tidak mengenal pemisahan antara agama dan negara. Mereka yakin sepenuhnya pemerintah tidak mempunyai hak bersama Allah Ta’ala. Sebab apabila diyakini pemerintah mempunyai hak bersama Allah Ta ‘ala, maka pemerintah menjadi sekutu bagi-Nya. Sedang muslim tidak mengakui kemusyrikan dalam bentuk apa pun.”
Sifat Zuhud, Tawadhu, dan Sederhana Syaikh Umar Tilmisani
Ustadz Umar Tilmisani adalah dai, murabi, dan pemimpin yang hidup secara tulus dengan Allah Ta‘ala, berjuang untuk menegakkan agama-Nya, aktif dalam dunia dakwah, bersabar, selalu meningkatkan kesabaran, berjaga, berjihad, berpegang teguh pada tali agama Allah Ta’ala yang kokoh, dan bekerja sama dengan mujahid yang tulus, baik ketika menjadi perajurit atau pemimpin, di penjara atau di luar penjara.
Beliau tidak pernah mengubah sikap, plinplan, menyimpang, tamak terhadap keindahan dunia dan gemerlap jabatan. Beliau meninggalkan kehidupan yang penuh dengan bunga-bunga dunia, untuk menghadap Allah Ta ‘ala.
Beliau tinggal di apartmen yang sangat sederhana dan hidup apa adanya, tanpa memaksakan diri. Saya trenyuh mengunjunginya hingga air mataku ingin keluar membasahi pipi, tapi saya berusaha menahannya kerana khawatir beliau tahu. Apalah artinya kita bila dibandingkan dengan orang-orang yang telah dibebaskan imannya dari penyakit cinta dunia, dan mengorbankan apa saja untuk memperjuangkan agama!
Apartmen Syaikh Umar Tilmisani berada di gang sempit Komplek Al-Mulaiji Asy-Sya’biyah AI-Qadimah, wilayah Ath-Thahir Kairo. Tangga menuju ke kediamannya sudah tua dan usang, dan perabotnya sangat sederhana. Padahal beliau berasal dari keluarga yang kaya-raya dan berstatus tinggi. Ini semua mencerminkan kezuhudan, kesederhanaan, dan ketawadhuannya.
Syaikh Umar Tilmisani dicintai pemuka masyarakat Mesir di semua lapisan. Orang-orang Qibthi juga mencintai dan menghormatinya. Bahkan ahli kerajaan pun amat menyeganinya dan mengakui sifat-sifat mulianya.
Seluruh anggota Ikhwanul Muslimin menganggapnya sebagai contoh teladan, berlomba untuk menimba ilmunya, dan berebut untuk melaksanakan instruksinya. Ini karena cinta kepada Allah Ta‘ala merupakan landasan interaksi mereka, penerapan syariatNya merupakan target mereka, dan keridhaanNya tujuan mereka.
Kunjungan Syaikh Umar Tilmisani ke berbagai-bagai negara Islam; baik Arab maupun non-Arab, dan kaum muslimin di tempat pengasingan, adalah pelipur lara luka-luka umat, sekaligus bimbingan untuk kaum muslimin dalam melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk agama, umat, dan tanah air mereka.
Seluruh kajian, ceramah, dialog, nasihat, bimbingan, dan ucapan Syaikh Umar Tilmisani memberi motivasi kepada umat, terutama para pemuda, intelektual, dan golongan ulama, agar memikul tanggungjawab dan menunaikan peran dalam mengembalikan kejayaan Islam, sesuai dengan posisi dan bakat masing-masing. Inilah tugas dai di setiap masa dan tempat, sebab inilah risalah yang dibawa oleh para rasul yang diwariskan kepada ulama, aktivis pergerakan, dai yang tulus, dan kaum mukminin yang ikhlas.
Karya-Karya Syaikh Umar Tilmisani
Ustadz Umar Tilmisani menyumbangkan hazanah pemikiran Islam dengan beberapa karya tulisan dalam beberapa tema. Yang paling terkenal antara lain :
- Syahidul Mihrab ‘Umar Ibnu Al-Khathab.
- Al Khuruj Minal Ma’zaqil Islamir Rahin.
- Al Islamu wal Hukumatud Diniyah.
- Al Islamu wal Hayah.
- Araa Fid Din Was Siyasah.
- Al Mulhimul Mauhub Hasanul Banna; Ustadzul Jil.
- Haula Risalah (Nahwan Nur).
- Dzikrayat La Mudzakkirat.
- Al Islam wa Nazhratuhus Samiyab Lil Mar’ah.
- Ba’dhu Ma ‘Allamanil Ikhwanul Muslimun.
- Qalan Nasu Walam Aqulfi Hukmi ‘Abdin Nasir.
- Ayyam Ma’as Sadat.
- Min Fiqhil I’lamil Islami.
- Min Sifatil ‘Abidin.
- Ya Hukkamal Muslimin, Ala Takhafunallah?.
- Fi Riyadhit Tauhid.
- La Nakhafus Salam, Walakin.
Ditambah karya tulis berupa prakata redaksi didalam majalah Ad-Dakwah Al-Qahiriyah, makalah tentang persoalan Islam yang dimuat dalam berbagai majalah dan surat kabar, ceramah di seminar; baik di negara-negara Arab, Islam, maupun Barat, kajian, dan bimbingan yang disampaikan dalam acara-acara Ikhwan.
Komentar Umum tentang Syaikh Umar Tilmisani
Dalam bukunya, ‘Umar Tilmisani Al Mursyid Ats Tsalis Lil Ikhwan Al Muslimun, Ustadz Muhammad Said Abdur Rahim menyatakan, “Thaghut (penguasa zalim; Abdun Naser) meninggal dunia, lalu para tahanan yang meringkuk di dalam penjara selama bertahun-tahun dikeluarkan, Ujian menempa, mengokohkan jiwa, dan menguatkan tekad mereka. Fisik mereka memang menjadi lemah, tetapi ruh mereka semakin rindu kepada apa yang ada di sisi Allah Ta‘ala dan menganggap dunia tidak ada artinya. Bahkan, ketakutan hilang dari hati mereka.
Mereka keluar dari penjara menjadi manusia yang tegar dan kokoh, laksana gunung. Sebab, di penjara mereka menghafal AI-Qur’anul Karim dan menimba ilmu. Dalam penjara, mereka berjaya menundukkan syahwat dan mengenal watak asli manusia. Sungguh, penjara menjadi madrasah dan guru yang memberi lebih banyak kepada mereka, daripada yang diminta dari mereka.
Di antara orang yang keluar dari penjara ialah Ustadz Umar Tilmisani. Allah Ta‘ala menyiapkannya memimpin Jamaah pada fase itu. Beliau merupakan pemimpin yang sanggup menahkodai bahtera yang sedang mengharungi gempuran badai samudra dengan bijaksana, sabar, tenang, dan lembut disertai keteguhan iman dan semangat membaja.
Pada zaman kepimpinan Syaikh Umar Tilmisani, dakwah berkembang pesat melebihi masa-masa sebelumnya. Para pemuda antusias kepada Islam, hingga semangat keislaman menjadi warna dominan di berbagai kampus dan asosiasi, bahkan di Mesir secara keseluruhannya. Beliau mampu menahkodai bahtera secara piawai, tangkas, dan profesional. Dan hasilnya, bahtera dapat melintasi berbagai-bagai perangkap dan gelombang bahaya, hingga akhirnya tiba di pantai yang aman.
Umar Tilmisani —rahimahullah- mengalami berbagai ujian dan menghabiskan sekitar dua puluh tahun umurnya di penjara. Beliau tabah dan sabar menghadapi penyiksaan dari penjaga penjara. Meskipun mendapat siksaan keras dan perlakuan kasar dari penjaga penjara, lisannya tidak pernah bosan berzikir kepada Allah Ta‘ala dan mengajak saudara-saudaranya bersabar dan tegar. Bahkan, lisannya tidak pernah mengucapkan kata-kata keji kepada penjaga penjara dan orang-orang yang menzaliminya. Beliau menyerahkan urusan mereka kepada Allah Ta‘ala karena Dialah sebaik-baik pihak yang diserahi.”
Kembali ke Rahmatullah
Ustadz Umar Tilmisani pulang ke rahmatullah pada hari Rabu, 13 Ramadhan 1406, bertepatan dengan tanggal 22 Mei 1986 di rumah sakit, kerana menderita sakit, dalam usia hampir 82 tahun.
Syaikh Umar Tilmisani dishalatkan di Masjid Jami’ Umar Mukarram, Kairo, dengan dihadiri pelayat yang jumlahnya mendekati seperempat juta manusia. Bahkan ada yang mengatakan setengah juta manusia dari penduduk Mesir dan utusan yang datang dari luar Mesir. Alhamdulillah, Allah Ta’ala memberikan kesempatan padaku untuk ikut melayat beliau bersama beberapa Ikhwan dari negara-negara Arab.
Inilah biografi ringkas Ustadz Umar Tilmisani, Mursyid ‘Amm Ketiga Ikhwanul Muslimin, Semoga Allah Ta ‘ala menerima dan memasukkannya ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang shalih, serta menyertakan kita bersama mereka di sisi-Nya.
sumber: hasanalbanna.id