2011-12-02 Di Tepi Sungai Nil
Kiranya saya perlu menyebutkan salah satu pengaruh perhimpunan ini (Perhimpunan Akhlak Mulia – penyunting) yang melekat di jiwa para anggotanya.
Suatu hari saya berjalan-jalan melewati tepi sungai Nil. Di sana terdapat banyak pekerja yang sedang membuat kapal layar. Pekerjaan membuat kapal layar ini memang banyak terdapat di Mahmudia. Saya perhatikan salah seorang pemilik kapal yang sedang dibuat itu menggantungkan patung orang telanjang yang terbuat dari kayu pada tiang kapalnya. Hal ini jelas bertentangan dengan etika dan moral. Apalagi di tempat ini banyak sekali kaum wanita yang bolak-balik mengambil air. Apa yang saya lihat ini cukup menggelisahkan.
Akhirnya saya pun segera pergi melapor kepada aparat setempat–ketika itu Mahmudiyah belum menjadi sebuah kota pusat administratif—untuk mengadukan hal ini. Aparat itu menanggapi dengan serius dan seketika itu pula ia pergi bersama saya untuk memberikan peringatan kepada pemilik kapal tersebut dan memerintahkan agar menurunkan patung saat itu juga. Tidak hanya itu yang dilakukan oleh aparat tersebut, bahkan keesokan harinya ia datang ke sekolah dan menyampaikan berita mengenai kejadian itu kepada kepala sekolah dengan penuh kegembiraan dan ketakjuban.
Kepala sekolah saat itu adalah seorang pendidik yang sangat terhormat. Beliau adalah Ustadz Mahmud Rusydi yang sekarang ini menjadi seorang tokoh di jajaran kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Dia memberikan sambuatan pada upacara bagi kepada para siswa dengan memberikan dorongan kepada mereka agar selalu memberikan nasihat kepada sesama serta berupaya untuk menolak kemungkaran di mana saja berada. Kelihatannya perhatian semacam ini sudah jarang terjadi pada saat sekarang, apalagi banyak aparat dan penguasa yang sudah tidak peduli terhadap hal-hal yang demikian. Hal ini tentu sangat disayangkan.
sumber: hasanalbanna.id